Ilmu Arsitektur adalah ilmu yang selalu mengikuti sejarah perkembangan manusia. Sejak jaman manusia purba yang tinggal di goa-goa sampai abad ke-21 yang begitu modern, ilmu tersebut masih terus berkembang. Arsitektur adalah hasil dari “dialog” manusia dengan lingkungannya serta budayanya. Sejarah mencatat beberapa peninggalan sejarah seperti Piramid yang dibangun pada masa Fir’aun di Mesir, Kuil Parthenon yang didirikan sebagai tempat persembahan bagi Dewi Athena di Yunani, Bangunan Colosseum sebagai tempat bertarung para Gladiator di Roma, Italia dan masih banyak lagi peninggalan sejarah arsitektur yang tak ternilai harganya. Pada masa lampau banyak raja, kaum bangsawan, maupun orang-orang berpengaruh yang membuat monumen-monumen untuk diri mereka sendiri. Mereka ingin dikenang bahwa mereka telah mencapai “sesuatu yang besar” melebihi orang lain di jamannya.
Kini di jaman modern (abad ke-21), ilmu arsitektur telah berkembang dengan sangat pesat seiring dengan semakin majunya teknologi yang diciptakan manusia. Penemuan teknologi baru yang menunjang proses konstruksi dan pengembangan material untuk bahan bangunan juga semakin memudahkan manusia untuk mengeksplorasi ide-ide dimana pada jaman dahulu tidak mungkin dilakukan. Namun terkadang kemajuan jaman tersebut mengabaikan konteks lingkungan alam sekitarnya, sehingga seringkali hasilnya justru merugikan mereka sendiri. Penebangan liar pohon-pohon yang menggunakan peralatan modern, pembukaan lahan permukiman secara sembarangan dengan peralatan berat dan canggih adalah contoh pemanfaatan teknologi yang tidak pada tempatnya. Hal tersebut dapat memicu bencana bagi umat manusia, seperti banjir maupun tanah longsor. Oleh karena itu kemajuan teknologi tersebut harus disikapi dengan lebih bijak.
Dewasa ini karya arsitektur yang indah (dalam konteks permukiman) bukan lagi milik para raja dan orang kaya saja, karena dengan teknologi yang sudah modern material bahan bangunan dapat diproduksi secara masal dengan harga yang relatif murah. Berbagai gaya bangunan dapat diadaptasikan dimana saja dan oleh siapa saja. Bangunan bergaya Country, Mediteran, Spanyol, dan berbagai macam style bangunan mudah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia tanpa harus pergi ke negara asalnya. Bahkan gaya bangunan minimalis yang sedang trend di Indonesia pada saat inipun adalah produk impor dari negara lain. Hal tersebut sebenarnya sah-sah saja selama tetap memperhatikan konteks lingkungan di sekitarnya. Namun terkadang yang terjadi adalah adaptasi tanpa mempertimbangkan lingkungan bangunan tersebut dibuat. Sehingga secara fungsi dan secara visual menjadi kurang optimal. Kita justru harus belajar dari bangsa penjajah kolonial Belanda dalam mensikapi pembangunan perumahan dan perkotaan di Indonesia. Bukannya memuji bangsa asing yang pernah menjajah kita selama 3,5 abad tersebut, namun mereka mampu mengadaptasikan gaya bangunan mereka ke lingkungan Indonesia, sehingga pada jaman itu terdapat gaya bangunan kolonial. Bukankah arsitektur yang ideal adalah yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar kita. Marilah kita pikirkan bersama demi kemajuan dunia arsitektur di Indonesia. Salam.
Author | » zul |
Post Title | » Sekilas Sejarah Perkembangan Arsitektur |
Post Url | » http://www.zulmaseke.web.id/2009/10/sekilas-sejarah-perkembangan-arsitektur.html |
Time | » Senin, Oktober 26, 2009 |
Responds | » 1 |
Labels | » Arsitektur |
+ comments + 1 comments
Atikel tentang 'Arsitektur' yang anda tulis sangat menarik dan bagus.
Terimakasih Unknown atas Komentarnya pada Sekilas Sejarah Perkembangan ArsitekturKita juga punya artikel mengenai 'Arsitektur', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/?p=270
terima kasih
semoga bermanfaat
Posting Komentar