Suatu ketika datang seorang gadis menemui seorang dokter disebuah klinik. Dia mengungkapkan semua permasalahan yang dialaminya. Kebetulan klinik tersebut khusus menangani problem kejiwaan atau biasa disebut psykiater. Dokter tersebut mendengarkan semua apa yang disampaikan si pasien tersebut.
Sesekali terlihat dia mengernyitkan dahi dan mencoba ikut merasakan apa yang dirasakan si gadis itu. Dia juga tampak menahan nafas panjang tatkala melihat bola mata si gadis tampak meleleh air mata. Dan si gadis masih mengungkapakan permasalah sampil diiringi isak tangis. Si dokter pun masih terlihat tenang dengan senyum yang selalu hiasi sudut bibirnya.
Tak seberapa lama si pasien itu terhenti bicara lalu dikeluarkan sebuah buku kecil seukuran diary. Tampak didepan tertulis buku nikah. Ternyata si gadis itu sudah menikah, tapi kenapa tadi yang disampaikan bukan problem pernikahan? sang dokter masih menyimpan pertanyaan yang belum dia jawab kedalam benaknya. Lalu si gadispun melanjutkan pembicaraannya.
Akhirnya si dokter dapat menangkap semua penyampaian si gadis dengan panjang lebar. Problem yang dihadapi si gadis tak lain kekecewaan karena dalam hidupnya jauh dari cinta. Padahal hidupnya selalu dihiasi kasih orang yang mencintainya tapi tak satupun dia mampu mencintai dalam arti yang hakiki. Sampai perbuah pernikahan suci terajut dia belum temukan cinta sejati. Dilema yang terjadi justru ketika pernikahan terjalin belasan tahun itu datang bahagia dan cinta sejati tapi dari wujud lain. Seseorang yang baru dia kenal mewarnai hidupnya. Dia merasakan sebuah kasih dan ketulusan yang hakiki walau itu hubungan itu semu. Karena fantasismenya bergelut cuma pada sebuah kabel informasi dunia maya di internet. "Wow, cinta maya..", pikir sang dokter.
Tanpa disadari timbul keinginan si dokter mencari tahu apa mau dan rencana si gadis untuk hidup nya dimasa datang? Dan tidak mungkin dia terpuruk dalam cinta ilusi? Ini realita dan si gadis harus sadar. Pikir si dokter.
Akhirnya si gadis pun berkata dalam suara lirih," Orang yang saya cintai cuma dia...dan saya tahu ini semua cuma ilusi tapi saya terlanjur mencintai dia." " Lalu apakah anda sadar kalau cara anda seperti ini justru membuat penekanan cinta yang tidak rasional?" tanya si dokter.
"Saya tahu yang terbaik dalam hidup saya, karena saya tidak menuntut dia untuk mencintai saya secara nyata karena dia punya kehidupan sendiri yang harus dia jalani. Saya tidak mau merusak masa depannya dengan cinta saya. Justru saya ingin menjadi yang terbaik untuk dia." kata gadis itu jujur. " Apakah anda tidak tersakiti kalau ternayta dia lebih menomor satukan hidup nyatanya untuk gadis idamanannya?" Terlihat sigadis menggeleng pelan dan dia tertunduk. Disekanya air mata yang membasahi hingga jatuh di dagunya.
Ada segurat kepedihan di rona wajahnya. "Saya sudah terbiasa ditinggalkan orang yang saya cintai, dok..dan inipun saya sadari ini cinta saya yang terakhir dan yang pertama saya menemukan cinta sejati saya. Yang saya sedihkan justru terasa saya tersudut dengan menanggung beban dosa.." si gadis terlihat terisak,..
"Saya telah berdosa atas sikap saya kepada keluarga saya, saya sudah menghianati diri sebagai seorang istri. Saya sudah menghianati cinta suami saya. Bagaimanapun dzolim suami saya tak seharusnya sya seperti ini...tapi satu sisi saya sudah tidak kuat hidup dalam tekanan seperti ini. Hidup saya seperti gurun tandus, tiada kebahagiaan dan kedamaian. sering saya ingin akhiri hidup ini kalau saja mata hati sudah kosong. Iman saya masih inginkan saya bersujud kepada Sang Pencipta. Jiwa saya masih inginkan saya untuk bersihkan diri dari segala dosa..dan bibir saya masih ingin berdzikir memuji kekuasaan Allah SWT. Dok,..saya bisa mati kalau saya terus tertekan..dan saya ingin mati setelah temukan cinta sejati saya walau sekejap."
"Lalu apa yang sebetulnya anda inginkan dari semua ini?" kata sang dokter. "Saya cuma ingin menikmati sisa hidup ini untuk mendapatkan cinta sejati saya walau saya sadar tidak akan pernah memiliki. Cukup hanya Allah SWT, ruh dalam jasad saya dan 2 malaikat penjaga saya yang tahu tentang cinta saya pada dia.' Si dokter tampak berpikir keras terhadap pernyataan yang tidak rasional ini. "Apakah anda tidak berharap lebih untuk buat dia tahu tentang perasaan anada sesungguhnya apda dia ? Bagaimana dia tahu kalau anda tidak mengungkapakannya? Anda dan dia terpisah jarak yang jauh dan terbatasi oleh komunikasi.." Lalu sigadis menjawab pelan, "Saya minta pertolongan Allah untuk buat dia tahu."
Akhirnya si dokter tidak memberikan nasehat kepada si gadis dan berdoa semoga apa yang dijalaninya mendapat hidayah dari Allah SWT. Dari kejadian itu membuat si dokter terinspirasi bahwa hidup ini ada kekuatan yang datangnya dari Allah, berupa kekuatan hati.
Author | » zul |
Post Title | » Sebuah Kekuatan Hati |
Post Url | » http://www.zulmaseke.web.id/2010/12/sebuah-kekuatan-hati.html |
Time | » Kamis, Desember 02, 2010 |
Responds | » 0 |
Labels | » catatan |
Posting Komentar